Tahun Baru Ayah (1)

Tag

, , ,

Di sebuah rumah berpetak ukuran 3×4 meter itulah ayah bersiap. Badannya diselonjorkan ke tembok putih yang catnya banyak terkelupas. Dihisapnya sebuah rokok kretek bertuliskan 345.

Kulitnya yang kecoklatan telah kendor dimakan usia membuat urat di sekitar lengannya dengan jelas menampakan rupanya. Di wajahnya jelas terlihat banyak asam garam telah dilaluinya.

“Kopinya pak”  kata sembari Rini menaruh sebuah kopi hitam tanpa gula kesukaan ayahnya.

“Sini nak” Baca lebih lanjut

Fatamorgana

Tag

, , ,

Ketika gelap mulai merayap, bulan dan bintang mulai sibuk bersolek. Tak lupa gincu tebal mereka pakai agar manusia terpana atas kuasa tuhannya.

Namun hujan membuyarkan semua. Dingin mulai menyelimuti diri ini yang masih sendiri. Diantara selimut sunyi aku coba upejamkan mata. Berharap awan akan tutupi rindu dengan kabutnya. Namun semua sia-sia. Malam masih kurang bersahabat. Dan rindu ini semakin lebat. Ku pejamkan kembali mata ini saat sunyi semakin menyeruak. Berharap semua rasa terkubur sunyi.

Rasa itu, Rasa yang belum pernah kutemui lagi, yang entah sudah berapa tahun aku begini. Aku haus dan aku butuh oase saat ini. Dan dari kejauhan kamu adalah oase yang memikat.

Entah karena dahaga yang sudah membatu, atau memang ceroboh aku lupa memastikan kamu bukan fatamorgana. Dan itu semua nyata, kamu hanya fatamorgana yang begitu cantik di tengah hampanya dunia.

Kini aku mencoba kembali bangkit dan melanjutkan perjalanan dengan sis-sia yang menemani. Mencoba kembali ke jalur yang benar. Ya, aku sudah terlalu banyak melenceng, termasuk ketika rasa ini muncul.

Terima kasih, kamu  fatamorgana sesaat ditengah dahaga.

Kepada Malam

Tag

, ,

Kepada malam Izinkan aku tuk mengirim salam. Dari lubuk terdalam pada wanita yang takkan padam dalam kelam.

Kepada malam bisakah kutitipkan secercah rindu yang kian sendu bak alunan lagu penyayat kalbu? Aku rasa rindu ini terlalu sayang bila disimpan sendiri, ingin ku bagi untuk wanita disana, namun apakah ia akan menerima rasa yang sama? Entahlah, jika tidak pun tak apa, namun jangan paksa ia tuk terima rindu ini. Karena kutahu rindu bukan rasa yang datang karena terpaksa, namun karena kurang disapa.

Kepada malam, dibawah sinar bulan ini aku bertanya, masih adakah harapan kita tuk sekedar menyapa. Menanyakan kabar yang telah lama kita tak saling tanya. Hahaha jadi ingat kala itu. Kala binar matamu kalahkan malam. Walau sedikit alay, siapa peduli? Toh yang aku pedulikan saat itu hanya kamu.

Yang selalu mengajarkan sujud kepada dia yang maha lembut. Yang selalu mengajarkan sujud ketika senang, sendu, ataupun rindu.

Kini izinkanlah aku untuk sujud, bukan untuk mengingat wanita itu. Namun untuk berterima kasih pada tuhan, telah dipertemukan dengan wanita yang kini telah tak sejalan. Dan berdo’a agar diberi yang lebih baik darinya.

Kepada malam, selamat malam.

Dua Belas

Tag

, ,

Dua belas. Aku ingat pertama kali kita bertemu. Aku senyum lalu kau balas. Meski seperti tak pantas. Kuberanikan diriku tatap wajahmu yang hingga kini masih berbekas.

Dua belas. Kamu sosok yang sangat berkelas. Beda denganku yang lebih mirip pengemis. Itulah yang buat aku selalu pesimis. Banyak mereka bilang aku tak pantas tuk beri tinta emas pada hatimu. Ya aku tahu aku tak pantas lagi pula tinta emas terlalu mahal bagiku yang bukan berdasi plus berambut klimis. Baca lebih lanjut

Run Baby Run

Tag

, , ,

Nafas Albert memderu. Beberapa botol bir telah ditenggaknya. Jam menunjukan hampir tengah malam, ia bergegas untuk menyelinap masuk istana. Disiapkannya beberapa alat untuk menunjang aksinya malam ini.

Beberapa pengawal istana dilumpuhkannya dengan cepat. Berbekal ilmu bela diri seadanya ia mencoba melumpuhkan beberapa pengawal tanpa suara. Baca lebih lanjut

Never Stop

Tag

, , , ,

Masih berbisik dikepalaku perkataan nan manismu. Yang dikeluarkan oleh bibir kemerahan yang kini telah berubahkehitaman dengan bau minuman yang memabukkan. Setelah mereka mengajakmu entah kemana beberapa waktu. Wajah kusutmu kini menjadi sebuah pemandangan diantara mata sayu dan pakaian bau. Baca lebih lanjut

Sampai jumpa!

Tag

, , ,

Beberapa bulan yang lalu kutuliskan namamu dalam sebuah kertas kosong

Perlahan kumasukan namamu kesebuah tempat kecil dalam jiwa yang masih melompong

Sedikit demi sedikit … Setetes demi setetes

Hingga asa jiwa penuh dahaga Baca lebih lanjut

Sumpah Pemuda

Tag

, , , ,

Masih teringat

86 Tahun terlewat

Semangat penuh keringat

Dari sosok-sosok elok bersemangat Baca lebih lanjut

Tes Kesehatan Mata Kamu dengan Permainan Kecil Ini!

Tag

, ,

Permainan ini buat ngetes kejelian sekaligus kesehatan mata kamu. Terutama buat kamu yang sehari-harinya menatap layar komputer/gadget berjam-jam. Baca lebih lanjut

18 Tahun

Tag

, ,

30 Sep. 1996. Atau tepat18 Tahun yang lalu, disebuah kabupaten Bogor, yang masih banyak kebon singkongnya. Sepasang suami istri bersiap melahirkan anak ke-3nya. Dan tepat pukul 11.10 malam waktu Indonesia tercinta bagian barat anak itu lahir. Baca lebih lanjut