Tag

, , , , ,

Aku diuduk dipojokan kelas sendiri. Ditemani guyuran hujan dan beberapa sambaran petir. Kesunyian menyelimutiku. Aku hanya diam dan bepikir. Berpikir dan berpikir. Sebenarnya ingin ku berteriak sekeras mungkin, meneriakan semua masalah. Mengeluarkan semuanya. Namun ku tak bisa.

Aku bisu.

Beberapa teman terkadang mengejeku karena kekuranganku. Walaupun tidak secara langsung, Aku tahu mereka sedang membicaran hal-hal buruk tentangku. Aku bisu, tak bisa berbicara, namun Aku masih bisa mendengar.

Sebenarnya aku tidak terlahir bisu, Aku terkena sebuah penyakit yang membuat lidahku kaku untuk berbicara. Aku suka menulis. Aku selalu membawa buku kecil untuk kutuliskan apa yang ada dipikiranku. Dan untuk memberitahu orang-orang apa yang aku maksud.

Aku keluar dari kelas. Hujan sudah mereda. Pelangi muncul diatas awan. Ingin rasanya kugapai pelangi itu. Namun Aku tak bisa. Pak Guru bilang pelangi hanya bias air. Ah andai saja bisa kugapai pelangi itu. Batinku berteriak.

Sekarang Aku duduk dibawah pohon rindang. Basah hujan masih terasa. Kubuka buku catatan kecilku. Terlintas dipikiranku untuk menulis beberapa kata.

Pelangi… Sungguh indah warnamu

Banyak, berbeda, namun tetap menyatu

Kau tahu… Aku ingin menggapaimu

Menyentuhmu..

Namun… Aku tak bisa

Pelangi…

Kau Indah namun semu

 Gambar

Kututup buku kecilku. Dan kulihat pelangi yang perlahan memudar. Berganti dengan sinar matahari yang terang. Perlahan ku langkahkan kakiku menuju rumah.

Bersambung 🙂 …

*Sumber gambar: Google.com