Tag

, , ,

Ketika gelap mulai merayap, bulan dan bintang mulai sibuk bersolek. Tak lupa gincu tebal mereka pakai agar manusia terpana atas kuasa tuhannya.

Namun hujan membuyarkan semua. Dingin mulai menyelimuti diri ini yang masih sendiri. Diantara selimut sunyi aku coba upejamkan mata. Berharap awan akan tutupi rindu dengan kabutnya. Namun semua sia-sia. Malam masih kurang bersahabat. Dan rindu ini semakin lebat. Ku pejamkan kembali mata ini saat sunyi semakin menyeruak. Berharap semua rasa terkubur sunyi.

Rasa itu, Rasa yang belum pernah kutemui lagi, yang entah sudah berapa tahun aku begini. Aku haus dan aku butuh oase saat ini. Dan dari kejauhan kamu adalah oase yang memikat.

Entah karena dahaga yang sudah membatu, atau memang ceroboh aku lupa memastikan kamu bukan fatamorgana. Dan itu semua nyata, kamu hanya fatamorgana yang begitu cantik di tengah hampanya dunia.

Kini aku mencoba kembali bangkit dan melanjutkan perjalanan dengan sis-sia yang menemani. Mencoba kembali ke jalur yang benar. Ya, aku sudah terlalu banyak melenceng, termasuk ketika rasa ini muncul.

Terima kasih, kamu  fatamorgana sesaat ditengah dahaga.