Tag

, , , ,

*Sebelumnya (udah lama banget) Part 2

Hari sudah sore, Aku berjalan perlahan. Badanku lemas, pandanganku sedikit kabur. Mungkin ini efek belum makan siang. Beberapa orang tetangga terkadang menyapaku yang sedang lesu ini. Seperti biasa Aku membalas sapaan mereka dengan senyum kecil dibibirku.

Sesampainya dirumah Aku langsung masuk. Kuliat disana ada Ibu dan Ayah yang sedang duduk sambil berhadapan. Disamping Ayah ada seorang wanita dengan perut buncit, mungkin hamil, pikirku. Ia berkulit putih dengan mata sipit dan hidung pesek. Wajahnya oriental khas orang cina.

Ayah langsung menyuruhku duduk. Aku melihat sekeliling. Wanita itu tersenyum padaku. Kutundukan kepalaku, Aku seperti ogah untuk membalasnya. Ayah langsung melihatku seraya bertanya: “Kamu mau ikut Ayah atau Ibu?”

Aku tertunduk. Aku tak mengerti maksud Ayah bicara seperti itu. Aku mencoba bertanya kepada Ibu mengapa, ia bilang “Kamu mau ikut Ayah atau Ibu?” dengan bahasa isyarat. Mata Ibu sedikit berkaca-kaca. Aku bilang mau ikut Ibu dengan bahasa isyarat.

“Yasudah kalau begitu Aku pergi dulu.” Kata Ayah.

Ayah berpamitan dengan Ibu. Aku mencium tangannya. Wanita oriental itu ikut dengan Ayah.

 

Malam ini Aku tak bisa tidur. Sudah kucoba beberapa kali memejamkan mataku. Namun tak ada hasilnya. Aku duduk diatas kasur, sendirian, dengan beberapa suara jangkring diluar. Terpikirkan olehku hal tadi sore. Hal yang tak pernah kuduga sebelumnya.

Ayah pergi dengan kekasih barunya…

Ayah …

Mengapa engkau harus pergi?

Meninggalkan  kami semua

Meninggalkan semua canda tawa

Membekaskan guratan air mata

 

Ayah …

Jangan pergi

Kembalilah

Bersama kami

Bahagia selamanya